Kamis, 10 Mei 2012

Putih abu-abu



“Huaaa gua seneng banget deh bisa jadi cewe lu, ya ampun gua bener-bener ga nyangka kalo kita bisa berduaan, hahaha”, aku senang sekali malam itu aku bisa berduaan dengan Ciko.
          “Bey, kamu ko’ diem aja sih, ngomong dong”, aku menggodanya dan memegang tangannya. Haha rasanya senang sekali.
          Tapi kenapa dia diam saja ya ? aku terus ada di sampingnya tapi dia hanya diam saja. Ah aku tak peduli, yang terpenting sekarang aku sedang bersama ciko.
          “Bruuuk!”
“Aww”, aku terjatuh dari tempat tidurku, bokongku rasanya sakit sekali. Huaaaaaa ternyata tadi saat aku berduaan dengan Ciko hanya mimpi, astaga aku pikir itu semua kenyataan. dunia ini kadang tidak adil, huh.
“Huh”, aku hanya bisa menghela nafas, aku mengusap-usap mataku dan sesekali menguap, kemudian aku melihat jam dinding. Pukul 06.15 dan aku baru bangun tidur, 15 menit lagi bel sekolah berbunyi dan aku belum siap sama sekali untuk pergi ke sekolah.

          “Mah, mamah ko’ ngga bangunin Rei sih, Rei jadi kesiangan nih mah”, Aku bergegas sambil mengumpat.
          “Loh? Mamah udah seribu kali ketuk pintu kamar kamu Rei, terus teriak-teriak panggil kamu, tapi kamu ngga bangun-bangun, mamah pikir kamu libur rei”, ibu membalas.
          “Ya ampun mamah, ini tuh hari kamis dan bukan tanggal merah mana mungkin libur sih mah”
          “Ya mungkin aja, kalo sekolah kamu banjir atau apartement sebelah sekolah kamu itu runtuh, ia kan?”, ibu mencoba bergurau dengan wajah datarnya.
          “Mamah suka ngaco deh, oh berarti kalo Rei aneh dan ngaco itu berarti factor genetik, keturunan dari kromosom mamah yaa, hahaha”, sedikit candaan dari anak IPA (padahal ngga gitu ngerti juga).
          “Enak aja, kamu tuh yang aneh, kebanyakan tidur”
          “Haha, yaudah deh mah, Rei berangkat dulu”
          “Yaudah, hati-hati ya rei”, teriak mamah karena aku langsung lari setelah berpamitan.

          Hampir setiap pagi aku terlambat pergi ke sekolah, setiap pagi aku selalu berpacu dengan waktu, bukan karena rumahku jauh dari sekolah atau tidak ada yang mengantarku tapi karena aku sulit untuk bangun pagi. Aku tidak pernah bisa bangun pagi dan datang lebih awal seperti kebanyakan orang-orang, aku selalu memakai waktuku seefisien mungkin untuk tidur, mungkin itu salah satu alasan yang membuatku jadi sering kesiangan. Oia aku sudah mulai bercerita tapi belum memperkenalkan diri. Namaku Reina Yuliana, teman-temanku biasa memanggilku Rei, aku sekarang berseragam putih abu-abu dan aku berada di tahun terakhir masa SMAku, tapi keadaanku tidak pernah berubah, aku selalu bangun kesiangan dan sering lupa dengan beberapa tugas yang menurutku tidak penting. Aku tahu, setidaknya, aku harus menghargai guru-guru yang memberikan tugas itu, tapi sulit bagiku untuk mengerjakan tugas yang menurutku tidak penting, karena aku selalu berpikir tidur itu jauh lebih baik dan menyenangkan dibandingkan dengan mengerjakan sesuatu yang aku pikir tidak begitu berguna untuk hidupku. live is choice, hidup itu pilihan, hidup yang kita jalanin ya terserah kita, tidak ada yang berhak mengatur hidup kita bila itu bertentangan dengan hidup yang kita inginkan, itu yang selalu ada dipikiranku, mungkin itu yang menyebabkan aku suka meremehkan hal-hal yang tidak ku sukai dan aku hanya melakukan apa yang ku sukai dan apa yang ku anggap penting untuk hidupku.
          Aku malas dan sedikit aneh. Aku bisa seperti ini mungkin karena di sekolah aku dikelilingi oleh orang-orang yang berbeda dari kebanyakan orang dan alhamdulillah mereka masih manusia hanya saja mereka sedikit aneh dan kadang di luar logika manusia (kasian sekali mereka). Hanya dengan mereka aku merasa hidup, karena mereka membuat hidupku menjadi tidak aneh, tapi hidup yang merasa aneh dengan kami semua. Kami bahagia dengan keanehan ini dan kami merasa bahagia karena berbeda. Sesuatu yang berbeda itu sedikit dan sedikit itu special artinya kami semua adalah orang-orang yang terlahir special(menurutku).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmWE1jP6iBor-iPgdHQp0-__QHGjGMWZRSh3q8EkKiLb7B83z0slOKGEcXU44DfNYBx5fb1ddsbKUZ7Z0UjCrZNmopGJ8-URzF-A-CiyL-KOrQ_YlnxoKMrTovN0Cwfx9vmiyIeM-pA6I/s320/gua.jpg
          Di sekolah aku memiliki teman sebangku yang tingkat kemalasannya merupakan kuadarat dari tingkat kemalasanku, karena 2/3 dari hidupnya adalah tidur(ribet ya? Kan ceritanya anak IPA). Namanya Weki Pikoana, itu memang nama yang sedikit aneh tapi kurasa cocok dengan kepribadiannya yang tidak kalah aneh dari namanya, langka dan tidak wajar. Aku pikir walaupun aneh, dia cukup pintar karena ia bisa mengerjakan beberapa soal matematika dengan baik dan benar(ia laaah, aneh blom tentu bodoh), walaupun bagiku ia terlihat seperti orang yang memiliki kemiringan pada otak sekitar 45 derajat(sedikit gila). Ya, itulah dia sangat special bukan? oia dia juga memiliki cara berbicara yang bagus dan pola pikir yang berbeda. Dia sangat dewasa dalam hal financial hingga sebagian besar  dari hari-harinya di sekolah adalah bisnis, tapi kata ‘bisnis’ terlalu bagus untuknya, aku rasa ada kata lain yang lebih bagus, emhh ‘ngobyek’ ya itu kata yang leibih tepat untuknya. Dia sangat hobi ngobyek dan selalu memutar otak untuk dapat memutar uang sehingga ia bisa mendapat banyak keuntungan. Dia memang cukup egois, dan kurasa sifat egoisnya itu yang menumbuhkan insting bisnisnya. Aku harap suatu saat nanti dia bisa menjadi pengusaha agar dia bisa menyalurkan bakat bisnisnya dan menjadi pengusaha muda yang sukses(amin). Dia begitu sibuk berbisnis, hingga sekarang keningnya selebar lapangan golf, kurasa itu efek samping dunia bisnis  dan keningnya itu merupakan salah satu penyebab global warming, karena keningnya dapat memantulkan sinar matahari yang datang ke  bumi dan membuat lapisan ozon sedikit demi sedikit menjadi berlubang. Weki merupakan salah satu dari temanku. Aku tidak keberatan dia duduk di sebelahku walaupun ia selalu sibuk berbisnis, itu haknya dan selama ia tidak mengganggu hidupku, tidak membuatku tidak nyaman dan mau menerimaku duduk di sebelahnya dengan segala keanehanku, aku tidak keberatan dengan apa yang ia lakukan karena dia temanku.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg34q387rb0vGf6zGL-m-rcds1kw5h1-YkFvIOcgP_CATxGge6dtUUvQoxohNbPNXin41wPnFg6MtPMh5SLxgYzo85Jh1_DNbrfwmPKYlPYI5Lj-R_5hnVnI8WNzsKxVyoilfGkksBGlEw/s320/weki.jpg

         Selanjutnya adalah Zhe. Ia merupakan salah satu dari kumpulan manusia aneh, dia merupakan orang yang duduk di depanku dan Ia senang sekali menghalangi pemandanganku. Menurutku dia cukup pintar dan manis tapi sayangnya dia berwajah antagonis, bila anda merupakan orang yang baru pertama kali melihatnya atau bertemu dengannya, anda pasti akan merasa depresi, susah tidur, kejang-kejang atau bahkan sesak nafas karena melihat wajahnya yang benar-benar terlihat jahat dan penuh ekspresi yang sangat-sangat berlebihan(efek samping melihat wajahnya lebih berbahaya dibandingkan dengan merokok). Tapi ternyata dia tidak sejahat kelihatannya, dia itu baik bahkan bila ia tersenyum menurutku ia cukup manis, tapi memang, kadang ekspresi wajahnya yang berlebihan itu bisa membuat orang takut atau bahkan malas untuk melihatnya(itu berdasarkan pengalamanku saat pertama kali berkenalan dengannya). Dia juga memiliki hidung yang memiliki kapasitas yang cukup besar untuk menampung oksigen, maka bila anda berada di dekatnya, anda pasti akan merasakan bagaimana sulitnya mendapatkan oksigen dan anda akan merasakan bagaimana rasanya berebutan oksigen dengan orang lain bahkan aku yang sudah bisa menyesuaikan diri kadang flu dan sesak nafas karena duduk di belakangnya(huh, sungguh merepotkan). Tapi di balik itu semua ia merupakan pendengar yang baik dan untuk mencari pendengar yang baik itu sulit karena pada umumnya di usia remaja yang labil seperti, aku saat ini, kita hanya ingin di dengarkan, tidak ingin di komentari dan lebih mudah mencari kesalahan kemudian protes dari pada mendengarkan dan mencari solusi, tapi Zhe berbeda ia lebih suka mendengarkan, walaupun jarang memberi solusi tapi setidaknya ia pendengar yang baik yang bisa sedikit meringankan beban yang ada di hati teman-temannya(terima kasih Zhe).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHFVgcVNCBqTwO_dgcHotSgnx46HSI2Lo8VHH67cLtJZkKcXB-4PsbPQTGeJnc9VZwd_GybUgxSwRm_lX9h0yABN9nJ1ocgWisSWFhWgGdixBhwHhjzbyNkN2yVkFSK5spZPUgZ5jdsYw/s320/zhe.jpg
          Temanku tidak hanya dua orang, ada lagi yang ini namanya Xero. Dia adalah manusia yang duduk di depan Weki, ia memiliki rambut panjang sepanjang sungai amazon bahkan lebih bila ia ingin dan bisa. Bila anda melihat ia dari jauh anda akan berpikir bahwa dia itu adalah gadis manis yang lembut, ayu dan imut-imut tapi setelah anda mengenalnya, persepsi itu akan gugur dan hancur berantakan karena sebenarnya dia adalah gadis tomboy, maco dan Strong. Setidaknya dia tidak lebih aneh dibandingkan dengan Weki beserta keningnya yang membuat global warming dan Zhe beserta hidungnya yang dapat membuat orang sesak nafas dalam sekejap.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCrB6HLOeVm8f5IUt82DovnZdlgmmlCCaIUiZ4huy4CWLqsOhrjJErjCTX5FwLVP3EeQa-ncDTPS5id4P0Q_iq7bwFSXliWoW_9kH31nK5e7C7lqFSbEJJgza-OIqyyT4f98KCGTiCsx0/s320/cacao.jpg

          Oke mari kita tengok ke belakang dan lihat siapa yang ada di belakangku, aku duduk di barisan keempat dari depan dan menyisakan sepasang manusia aneh dibelakangku. Yang berada tepat dibelakangku bernama Pio. Pio merupakan satu-satunnya diantara kami yang tidak terlalu malas, mungkin ia tidak malas tapi ia merupakan manusia yang paling tidak mempunyai pendirian yang pernah ku kenal. Masalah yang ada pada hidupnya selalu asmara, karena dia selalu ingin berbuat baik, padahal kebaikannya itu terkadang tidak pada tempatnya dan malah membuat beberapa orang terluka dan sakit hati. Aku ingin sekali marah padanya bila ia bertindak bodoh tapi ia tidak terlalu terbuka padaku, mungkin ia takut ketahuan olehku bahwa ia terlalu sering bertindak bodoh dengan membohongi dirinya sendiri. Dia bertubuh tinggi seperti tiang, suaranya besar sekali dan ia suka sekali tertawa-tertawa tanpa sebab dan tidak pada tempatnya, mungkin bila anda baru pertama kali mengenalnya maka anda akan mengira bahwa ia mengalami sedikit gangguan pada psikologisnya tapi kenyataannya tidak, dia memang sudah begitu sejak lahir jadi tidak ada yang bisa mengubahnya, mungkin kita hanya bisa berdoa untuk perubahannya(mohon doanya ya teman-teman).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJEssPbPUs2r05AvnVWeSgqSni_zVAbRTl6PcfHRlA7q8GynjXajWIjpzfSv3YJOOkPRdlElbfiJa0pdjQS80-TIYx8juHHjCTslOL6Ep83L-sm8NS6L8Tkj08aC_PAz47GModQGWw56g/s320/putih-abu.jpg
          Pio tidak duduk sendiri, ia mempunyai chairmate yang paling kreatif diantara semua teman sekelasku, namanya Mey. Dia penggila anime, aku juga suka anime tapi aku tidak sekreatif dia, aku bersyukur tidak sekreatif dia karena bila aku sekreatif dia, nanti aku juga bisa sama gilanya dengan dia, aku mungkin tidak begitu waras tapi setidaknya aku lebih waras 1 persen dari Mey(akhirnya, aku lebih unggul J). Awalnya aku tidak begitu mengerti Mey karena aku baru mengenalnya ditingkat terakhir putih abu-abuku, tapi beberapa bulan berlalu aku mulai menyukai Mey dan ia pun mulai membuka diri padaku, tapi aku kasian padanya semenjak ia mengenalku, sepertinya tingkat keanehannya meningkat dan aku rasa ia akan mulai bersaing dengan Weki yang memiliki tingkat keanehan yang tertinggi sementara ini. Kehidupan manusia aneh berlangsung biasa saja di sekolah, biasa saja menurut persepsi kami tapi kami tidak tahu persepsi orang lain terhadap kami dan akupun tidak peduli, karena untuk apa peduli bila kepedulian itu hanya membatasi ruang lingkup kami untuk bahagia dan menjadi diri sendiri. Aku mungkin juga ada dalam kelas yang aneh dan di kelilingi oleh orang-orang yang aneh, hanya saja aku tidak dapat mendecribe mereka satu persatu. Bila ku jelaskan mereka satu persatu mungkin akan menghabiskan banyak halaman untuk menulisnya dan cerita ini tidak akan pernah selasai dan satu alasan lagi yang sangat mendukung, aku terlalu malas untuk mendiscribe mereka satu persatu, malas merupakan salah satu penyakitku dan aku belum menemukan obatnya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5T3YGHETbwjEr273UxzRNr-XO4Koip-4yoXn0WFgAdXL5J6XYyNwLbH4lD_TImHhX0iP3yOGi-r2qYlJA4vFoeBovttWP2zFFe1uHwY4geyjW0haDtC8dTwkD6kx2-HVOxe9btELiomg/s320/teslau.jpg




          Hari itu hari yang melelahkan, sinar matahari seakan-akan mambelai-belai kulitku, panasnya menyengat kepalaku, hari yang benar-benar tidak membuat semangat. Aku ingin segera pulang ke rumah dan tidur di dalam kamarku, memeluk gulingku dan menyalakan radio, wah asik sekali rasanya. Sekarang setiap aku tertidur aku selalu memimpikan seseorang, dia temanku saat aku berseragam putih-biru. Aku bertemu dengannya pada saat acara reuni. Awalnya aku tidak mengenalnya, mungkin dulu aku satu sekolah dengannya tapi aku tidak pernah satu kelas dengannya dan tidak pernah bertemu dengannya karena pada saat memakai seragam putih biru aku dan dia memiliki dunia yang sangat berbeda. Aku anak aneh yang mengikuti kegiatan organisasi dan tidak mempunyai ekskul di sekolah tapi aku suka berlama-lama di sekolah sedangkan dia anak laki-laki tampan dan manis yang mengikuti ekskul karate, ia juga mungkin disiplin karena setiap bel pulang sekolah berbunyi, ia bergegas pulang tidak seperti diriku yang suka membuang-buang waktu di sekolah. Dunia kami sungguh berbeda. Aku bagaikan semut yang merindukan garam, semut itu seharusnya menyukai gula tapi aku lebih suka pada garam. Bagaimana ini aku suka padanya tapi tidak tahu harus bagaimana. Aku suka memberi masukan kepada orang lain, tapi sulit untuk memberi masukan kepada diriku sendiri. Aku sering sekali merasa bodoh dan tingkat kepercayaan diriku turun drastic bahkan membeku bila aku berada di dekatnya. Aku akan merasa tidak terbebani dan percaya diri, bila aku berada di  dekat seseorang yang tidak begitu berpengaruh dalam hidupku dan tidak peduli bila dia menganggapku aneh, tapi bila aku berada di dekat ciko aku selalu peduli dan merasa hangat, tapi lama-lama aku takut terbakar, tidak bisa bergerak dan ingin menjadi normal untuknya. Aku tidak suka keadaan seperti ini dimana diriku sulit untuk berekspresi, aku lebih suka terlihat sedikit aneh dan bahagia di bandingkan harus terlihat bodoh di depannya, sungguh memalukan. Aku hanya bisa berharap, bisa bertemu dengannya dan melihat wajahnya, menurutku itu lebih dari cukup karena aku tidak ingin memilikinya, ia terlalu menakutkan untuk dimiliki, aku takut kehilangan diriku bila aku benar-benar menginginkannya dan harus memilikinya. Aku tidak mau itu terjadi, aku masih ingin menikmati hidupku, aku tidak ingin terikat oleh sesuatu, aku tidak ingin melakukan hal yang tidak ingin ku lakukan hanya untuk mendapatkan dia dan aku juga tidak ingin jadi orang lain untuk bisa bersamanya tapi aku suka berada di dekatnya(mungkin inilah yang menyebabkan remaja labil). Rasanya hangat dan benar-benar hangat hingga aku tidak peduli dengan semua orang yang ada di sekitarku. Aku merasa terpenjara, aku merasa diikat, tapi aku tak kuasa untuk memberontak karena aku menikmati di penjara bersamanya, aku menikmati tiap detik saat aku berada di sisinya, sungguh menyenangkan, tapi aku takut jatuh cinta, aku takut hidupku menjadi tidak bisa di nikmati hanya karena aku terjerat oleh seseorang yang membuat diriku bodoh dan membuat logikaku menjadi berantakan. Aku hanya bisa membayangkan saat ia mengusap rambutku, sebenarnya itu hal yang wajar dan biasa saja tapi bila Ciko yang melakukannya, itu terasa sangat berbeda, itu sangat berharga untukku, entah kenapa aku merasa senang tak tertahankan, aku merasa jadi orang yang paling beruntung di dunia. Aku tertawa sendiri, aku memikirkan apa yang dia pikirkan tentang diriku, apa ia tahu betapa bahagianya aku saat itu. Saat itu aku dan teman-teman ku duduk di depan meja yang berbentuk lingkaran, aku duduk di sampingnya, aku memandangi wajahnya, aku benar-benar terpesona, aku tahu aku menginginkannya. Aku terus menatap wajah  Ciko. Hingga akhirnya aku tersadar.
          “Rei, rei”, ciko memanggilku dan ia tampak heran.
          “eh, iaia ciko, kenapa?”, ah aku sungguh malu, apa ia tahu aku melamun sambil menatap wajahnya, astaga apa yang aku lakukan, aku pasti terlihat sangat bodoh, aku telah mempermalukan diriku sendiri, aku malu, malu sekali.
          “Rei, lu balik sama siapa?”, Tanya ciko padaku.
          “emm gu.. gua, gua balik sama Nay, kenapa?”
          “oh, ngga apa-apa”
          “emang lu balik sama siapa?”
          “gua sama Roy”
          “oh”, aku kehabisan kata-kata. Ya Allah bantu hambamu ini. Aku ingin terus berbicara dengannya.
          “oia, rumah lu yang klinik deket apotik itu kan, ya?”, ciko membuka pembicaraan lagi. Aku senang sekali.
          “ia ciko, kenapa? lu pernah berobat kerumah gua? Apa jangan-jangan lu di sunat di situ? Haha”, aku mencairkan suasana.
          “haha, ia pokonya urusan begituan dah Rei haha”, ciko tertawa, ia tertawa, astaga ia manis sekali saat tertawa, aku tak sanggup menahan diri, aku ingin menangis bila mengingat aku tak mungkin bisa mendapatkannya. Aku ingin dia tahu bahwa dia selalu hadir dalam mimpiku dan dalam setiap khayalanku. Malam itu aku ingin sekali pulang bersamanya, tapi aku sudah berjanji akan pulang bersama Nay dan Ciko pun sudah berjanji pulang dengan Roy, aku dan ciko benar-benar bagai semut merindukan garam.
Sekian kisah cintaku yang menyedihkan dan sedikit bodoh, di balik kisah cintaku yang menyedihkan aku mempunyai banyak teman-teman yang menyenangkan saat ini, saat aku berseragam putih abu-abu. Ku pikir hanya beberapa dari teman-temanku yang mempunyai dunia sendiri dan mengalami sedikit kemiringan pada otak tapi ternyata tidak, hampir semua teman sekelasku mengalami gangguan jiwa dan kelainan pada otak. Mereka semua sudah tidak waras dan membuat diriku bahagia. Aku senang aku berada diantara mereka, aku dikelilingi oleh orang-orang yang mempunyai kelebihan pada semua jaringannya dan ternyata merekapun sama sepertiku, tidak pernah memperdulikan apa kata orang lain dan yang penting kita semua bahagia. Aku tahu itu semua, sejak kami mengikuti acara dari sekolah yang di wakili oleh kelas kami, kelas kami mendapat keuntungan untuk mengikuti acara itu karena para guru berpikir bahwa kelas kamilah yang paling mudah diatur dan paling mudah dikendalikan. Ya, memang dari luar kami terlihat jinak dan manis, tapi bila anda telah mangetahui bagaimana kami sebenarnya, anda akan merasa shok dan sesak napas karena kami semua terlihat seperti mempunyai dunia sendiri, seperti mempunyai pemikiran-pemikiran aneh yang hanya bisa dipikirkan oleh kami. orang yang tidak mengetahui tentang kami, pasti akan merasa iri pada kami karena mereka tidak bisa sebahagia kami, mereka selalu menjaga gengsi dan rasa malu untuk melakukan sesuatu yang menurut kami menyenangkan dan menurut mereka aneh. Kami berangkat dengan bis yang dilengkapi dengan AC, itu membuat perjalanan cukup menyenangkan setidaknya AC tidak membuat kami menderita karena kepanasan. Setelah sampai disana, kami menikmati acaranya, kami mengikuti tes minat dan bakat yang cukup menguras otak dan membuatku kelaparan. Aku pusing bukan karena soal-soal itu tapi karena aku lapar, saat aku lapar aku tidak bisa berpikir, rasanya otakku berhenti bekerja dan tubuhku lemas sekali. Setelah tes selesai, makananpun datang, aku makan dengan cepat seperti orang yang belum pernah makan sebelumnya, aku tidak peduli, aku sudah lapar sekali. Setelah selesai makan, ada acara hiburan, hiburan yang akan ditampilkan adalah band, aku tidak mengenal nama bandnya, jadi aku tidak begitu tertarik dan aku pun pergi untuk shalat zuhur.
Ketika aku selesai shalat terdengar lagu secondhand serenade-fall for you dari dalam tempat acara. Lagu itu mengingatkan aku akan seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupku. Leo, dia adalah orang yang selalu ada untukku saat aku membutuhkan seseorang untuk bersandar, dia adalah satu-satunya orang yang bisa membuatku kembali tersenyum, saat nenekku pergi meninggalkanku untuk selamanya, saat aku merasa terpuruk, saat aku kehilangan orang yang aku sayangi. Dua hari setelah kepergian nenekku, belum reda rasa sedihku, sahabatku Ray, sepupuku yang baru berusia 18 tahun, satu-satunya orang yang bisa ku percayai di dunia ini selain ibuku pergi meninggalkanku karena mengidap penyakit paru-paru basah dan saat penyakitnya memburuk ia terkena DBD. Apa yang harus aku lakukan, dunia ini terasa berhenti, aku ingin sekali mati bersamanya, tapi tidak bisa itu hanya akan memperburuk keadaan. Ray telah meninggalkanku, padahal dia merupakan satu-satunya orang yang pernah melihat aku menangis, dia satu-satunya orang yang dapat mengerti aku, dia satu-satunya orang yang selalu menjadi sandaran hatiku saat aku sedang rapuh. saat itu aku merasa sedang bersandar di sebuah tembok yang besar dan tiba-tiba tembok itu hancur, aku terjatuh, aku terpuruk, aku merasa berada dititik nol dalam hidupku, aku merasa kembali ke zaman dimana hidupku semenderita ini dan hanya Ray yang tahu semua penderitaanku, hanya Ray yang tahu semua keluh kesahku, hanya Ray yang tahu diriku dari sudut pandang yang berbeda, hanya dia yang bisa melihat betapa rapuhnya diriku tanpa semua sandiwara dan drama yang ada di dunia ini, hanya dia yang mengerti apa yang aku pikirkan, aku merasa kehilangan sebagian hidupku, sejak saat itu aku belum menemukan orang yang dapat ku percaya sepenuhnya seperti Ray, aku tidak mudah percaya, aku sedikit angkuh dan berego, hanya Ray yang bisa mencairkan ego dan mengungkap diriku, di depan Ray aku bagaikan kepiting tanpa kulitnya yang keras, aku terlihat rapuh dan itulah diriku yang sebenarnya. Tapi orang itu telah pergi meninggalkanku, ia curang ia ingin masuk surga lebih dahulu dari pada aku, mungkin ia ingin mendekati malaikat Ridwan agar bisa masuk surga lebih dahulu, ia curang sekali, ia tidak mengajakku, padahal katanya aku sahabatnya, katanya kita akan selalu bersama tapi ia ingkar janji, aku benci ia ingkar janji, ia harusnya bertahan dan terus hidup, ia terlalu cepat meninggalkanku, aku selalu meneteskan air mata bila mengingat tentang Ray, bahkan pada saat aku menulis cerita ini.
Nenekku dan Ray pergi meninggalkanku, mereka berdua pergi, aku kadang berpikir Ray pergi untuk menjaga nenekku, Ray itu baik hati pasti dia tidak tega melihat nenekku pergi sendirian. Ray, you are my inspiration, keep our grandma ya Ray.
Kesedihan ku karena nenekku dan ray membuatku terpuruk dan dalam keterpurukan itu aku menemukan seberkas cahaya yang datang menghampiriku. Leo, dia adalah orang yang selalu ada untukku, dia menghiburku mati-matian, aku sungguh merasa terbantu dan terhibur, Leo selalu bilang, orang yang baik itu hidupnya ngga lama karena Allah sayang sama mereka dan Allah mungkin ga mau melihat orang-orang baik itu ada dunia yang sudah ngga sehat ini, jadi aku tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan karena aku harus melanjutkan sisa hidupku. Lagu secondhand serenade-fall for you semakin terasa nyaring di telingaku, membawa diriku kembali pada masa aku dan Leo bersama, saat kita masih bisa bersama dan saat aku masih bisa bersandar di bahunya, saat aku masih bisa merasakan bagaimana rasanya di sayangi. Lagu itu terus terngiang di telingaku, bayangan wajah Leo semakin nyata di benakku, semakin aku mengingatnya semakin hatiku merasa hangat, dadaku rasanya bergemuruh tak tentu, andai aku dan Leo bisa seperti dulu tapi kurasa tidak, ego kami yang memisahkan aku dan Leo. Aku mengenal Leo jauh sebelum aku mengenal Ciko dan semua teman-temanku yang tidak begitu waras ini. Dia orang pertama yang mengajari aku, bagaimana caranya menyayangi seseorang dan  membuang jauh ego kita di saat kita ingin menyayangi seseorang. Tapi kisah itu telah berlalu seperti lagu fall for you yang telah berakhir dan tidak terdengar lagi di telingaku. Bayanganku tentang Leo mengabur dan perlahan dibuyarkan oleh pikiranku yang mulai sadar.
“Rei, balik yu”, weky menarik tanganku.
Acara itu berakhir tepat saat kisahku dan Leo berakhir, kisah itu hilang begitu saja, sama seperti acara itu sangat singkat dan tidak terasa.
Berakhirnya kisah Leo, maka mulailah kisah bodoh yang dibuat oleh remaja aneh yang sedang kelaparan di dalam bis. Lamanya kami di perjalanan membuat kami semua kelaparan, di dalam bis itu dingin sekali, lautan mobilpun ada di hadapan kami, kami sungguh tersiksa, kedinginan, kelaparan dan rasa pusing menerjang kami semua. Di tengah para manusia yang kelaparan itu, ada seorang temanku yang membuka kotak makanan. Ia bodoh sekali membuka kotak makan ditengah-tengah manusia yang kelaparan ini, Ia bagaikan melempar manusia ke dalam kota Racoon seperti di dalam film ‘Resident Evil’ yang di dalamnya terdapat banyak zombie yang kelaparan. Salah satu dari zombie yang kelaparan itu mencium sesuatu yang membangkitkannya dari tidur manisnya, ia bangun dan berteriak “wahai zombie pemburu, aku menemukan manusia yang masih hidup”, haha itulah yang ada dalam imajinasiaku saat itu, kemudian zombie-zombie itu datang bergerombol dan menyerbu mangsanya. Sungguh sangat bodoh membuka makanan di tengah-tengah para manusia yang kelaparan, maka makanannyapun habis dan tidak tersisa, sekarang yang bisa ia lihat hanya tempat makannya yang kosong dan ia hanya bisa meratapi nasibnya, itulah salah satu kebodohan temanku dan ketidakwarasan mereka semua. Aku menemukan mereka di tahun terakhir masa SMAku. Aku selalu tertawa jika berada di dekat mereka, karena mereka selalu melakukan hal-hal aneh dan bodoh.
“Weh, nih bule cantik banget, ya”, teriakku pada temanku saat aku melihat wajah bule di dalam majalah yang sedang ku baca, saat aku berada di dalam bis.
“Ia cakep banget, mirip gua ya Rei”, sahut temanku yang berbadan subur dan sama sekali tidak mirip bule, menurutku mungkin ia lebih mirip Nunung yang seorang pelawak itu di bandingkan dengan bule yang ada di dalam majalah ini.
“apaan? Mirip gua sih, haha”, jawabku.
“Eh Rei, bule mana ada yang bulet kaya lu, sih? haha”, sahut Zhe yang berada di bangku depan, sambil tertawa.
“Sial”, aku mengumpat. Setelah itu, aku hanya bisa terdiam, aku mulai berpikir apa benar bule tidak ada yang berwajah bulat, sebenarnya pernyataan itu tidak penting tapi kenapa aku memikirkannya ya, bodoh sekali, tapi aku bertekad bila aku bertemu dengan bule yang berwajah bulat akan ku foto dan ku tunjukan pada Zhe bahwa ada juga bule yang berwajah bulat, tekad yang bodoh tapi itu sungguh tulus dari hati untuk membuktikan walaupun wajahku bulat tapi tidak menutup kemungkinan untuk diriku, mirip dengan bule haha. Lihat saja nanti ya Zhe.(penting)
Aku pulang ke rumah dengan tubuh yang sangat letih, aku memikirkan semua yang telah terjadi hari itu, di saat aku bersama dengan teman-temanku, tertawa, bercanda, menggila bersama teman-teman di akhir masa SMAku di saat aku sebentar lagi akan melepaskan seragam putih abu-abu ini. Saat aku melepaskan seragam ini apakah aku masih bisa hidup seperti ini? Apa aku masih bisa mendapatkan teman-teman seperti mereka? Andai saja kebahagian ini tiada akhirnya dan kita semua tidak perlu terpisah, di tahun terakhir seragam putih abu-abu, aku menemukan kebahagiaan yang tidak ingin ku lepas, aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya nanti saat aku melepas seragam ini dan aku berpisah dengan mereka semua, apa semua kegilaan ini akan berakhir tepat saat masa-masa ini juga akan berakhir. Semua kejadian ini akan jadi kisah klasik dalam hidupku di masa mendatang, bila umurku panjang dan tulisan inipun berakhir saat aku mulai mengantuk dan tertidur. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiQtvD0cQduvd-Jd9AR1VPotgGB0cF_RlJT_iAfEMsINu74KjJNCJPGFs6ck4bo4-Zq5PD0Y6VXOju9ryIFRYcgDFT8IYsCjbc7XpaYKx_oBvv2LfVMBu2hcY9jnFSBHVeXVQmC7DA9zQ/s320/putih-abu.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar